Dunia Hari Ini: Paus Leo XIV Minta 'Jangan Ada Lagi Perang' dalam Pesan Minggu Pertamanya
Paus Leo XIV memimpin doa Regina Caeli di Vatikan. (Reuters: Alkis Konstantinidis)
Anda sedang membaca rangkuman sejumlah informasi utama dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Berita yang pertama datang dari Vatikan.
Pesan Paus Leo XIV di Berkat Minggu pertama
Puluhan ribu umat bersorak dengan antusias melambaikan bendera saat Paus Leo XIV menyampaikan pesan di Berkat Minggu pertamanya, kemarin.
"Dalam skenario soal perang dunia ketiga hari ini … Saya juga ingin menyampaikan ini kepada para penguasa dunia, mengulangi seruan yang selalu sama: Jangan ada lagi perang!", desak Paus Leo dari balkon Basilika Santo Petrus.
Paus Leo XIV menyampaikan pesan Minggu pertamanya. (Reuters: Alkis Konstantinidis)
Seperti mendiang Paus Fransiskus, Paus Leo menyerukan "perdamaian sejati, adil, dan abadi" di Ukraina, serta mengatakan "sangat sedih" dengan apa yang terjadi di Jalur Gaza, menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.
"Bantuan kemanusiaan harus diberikan kepada penduduk sipil yang kelelahan dan semua sandera harus dibebaskan," katanya.
Paus Leo juga menyambut baik gencatan senjata antara India dan Pakistan, dan mengatakan bahwa ia berdoa kepada Tuhan untuk memberikan "keajaiban perdamaian" kepada dunia.
Hamas akan bebaskan sandera Amerika-Israel
Hamas mengumumkan akan membebaskan sandera berkewarganegaraan Amerika-Israel bernama Edan Alexander, sebagai upaya agar bantuan bisa diizinkan masuk ke Gaza.
Pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya, mengumumkan rencananya di media sosial, tetapi tidak menyebut kapan tepatnya.
Kantor berita Reuters melaporkan hal itu dapat terjadi paling cepat Selasa besok.
Loading...Khalil mengatakan rencana tersebut adalah hasil diskusi dengan Qatar, Mesir, dan Turki, menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah pekan ini.
"Langkah menegaskan kesiapan untuk segera memulai negosiasi intensif dan mengerahkan upaya serius untuk mencapai kesepakatan akhir guna mengakhiri perang, melakukan pertukaran tahanan dengan persetujuan bersama, dan mengelola Jalur Gaza melalui komite profesional yang independen," demikian pernyataan Hamas.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sudah diberitahu tentang perkembangan itu oleh Amerika Serikat.
Gencatan senjata India-Pakistan diwarnai klaim pelanggaran
Meski gencatan senjata antara India dan Pakistan sudah diberlakukan, kedua negara tampaknya saling mengklaim adanya pelanggaran.
Seorang petugas keamanan India berjaga setelah bentrokan sebelumnya antara India dan Pakistan di Srinagar, Kashmir. (Reuters: Sharafat Ali)
Sabtu malam kemarin, India mengatakan Pakistan sudah melanggar gencatan senjata, sementara Pakistan mengatakan pihaknya berkomitmen pada gencatan senjata dan malah balik menyalahkan India yang melakukan pelanggaran.
Pertempuran dan ledakan sempat mereda, seperti diberitakan kantor berita Reuters, dan listrik kembali menyala di sebagian besar wilayah perbatasan di India setelah mengalami pemadaman menjelang hari Minggu.
Loading...Pakistan mengatakan pihaknya "tetap berkomitmen" pada gencatan senjata, serta pasukannya menangani pelanggaran yang dilakukan India dengan "bertanggung jawab dan pengendalian diri."
Zelenskyy bersedia bertemu Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan ia "akan menunggu" untuk bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin pekan ini.
Selama akhir pekan, Presiden Putin mengusulkan perundingan damai diadakan dengan Ukraina di Türkiye yang bertujuan untuk menghilangkan "akar penyebab konflik."
Loading...Hari Minggu kemarin, Presiden Zelenskyy sempat mengatakan jika ia ingin gencatan senjata dimulai pada hari Senin ini, sebelum setuju untuk berunding, yang menyebabkan presiden AS "meragukan" Ukraina menginginkan kesepakatan dengan Rusia.
Tapi sejam kemudian, Presiden Zelenskyy mengumumkan ia akan bertemu dengan presiden Rusia pada hari Kamis mendatang tetapi tetap meminta Presiden Putin untuk melakukan gencatan senjata mulai hari ini.
"Dan saya akan menunggu Putin di Turki pada hari Kamis. Secara pribadi. Saya berharap kali ini Rusia tidak akan mencari-cari alasan."